Cerita rakyat dari Ponorogo (Jawa Timur)
Collection Location | Graha Waskita Kencana |
Edition | |
Call Number | 398.2 EDY c |
ISBN/ISSN | 979-732-057-x |
Author(s) | EDY Santosa |
Subject(s) | Folklor |
Classification | 398.2 |
Series Title | GMD | Text |
Language | Indonesia |
Publisher | Grasindo |
Publishing Year | 2003 |
Publishing Place | Jakarta |
Collation | vi, 54 hlm. : ilus. ; 21 cm. |
Abstract/Notes | Kemasyuran Kerajaan Majapahit telah hilang. Kini muncul sebuah kerajaan baru yang menggantikan kemasyhuran Kerajaan Majapahit. Nama kerajaan itu adalah Kerajaan Demak. Yang menjadi raja di Kerajaan Demak masih anak Raja Majapahit juga. Namanya Raden Patah. Pada suatu hari, Raden Patah kedatangan seorang pangeran dari Majapahit. Ternyata pangeran itu masih adik Raden Patah sendiri. Namanya Raden Katong. Dengan sukacita, Raden Patah menyambut kedatangan Raden Katong. Bahkan ketika Raden Patah mengadakan per- temuan dengan para pembesar kerajaan, Raden Katong diajak turut serta. Dalam pertemuan itu, semua pembesar kerajaan me- nyampaikan laporan tentang tugas-tugas yang telah di- laksanakan secara bergantian. “Secara umum keadaan rakyat Demak sudah baik, Raden. Namun, tentang daerah Wengker belum bisa kami ketahui keadaannya. Karena letaknya yang sangat jauh, tidak memungkinkan kami untuk memeriksa ke sana. Kalau kami memaksa ke Wengker, tugas-tugas kami di sini akan terbengkalai,” lapor Patih Wanasalam yang merupakan wakil Raden Patah. “Tidak apa, Paman Patih! Nanti aku akan menyuruh adikku Raden Katong untuk memeriksa ke sana. Biar nanti Senapati Selaaji yang menemani,” jawab Raden Patah yang |
Specific Detail Info | |
Image | ![]() |
Back To Previous |